Rabu, 11 Juli 2018

SUBNETTING


PERTEMUAN 4
SUBNETTING

A.      Subnet Mask 
Subnet Mask merupakan nilai yang dibentuk dari angka biner 32 bits. sama seperti IP  address. Dari angka biner 32 bits ini, juga dipisahkan dengan tanda dot pada setiap octet. Fungsi dari subnet mask ini adalah membedakan network id dan host id. pada gambar kelas IP, kita bisa melihat alokasi nilai bits pada masing - masing identifier. Didalam subnet mask semua bit yang dialokasikan untuk network id diwakili oleh angka biner 1 sedangkan semua bit alokasi host id akan diwakili oleh angka biner 0. Selain membedakan identifier, subnet mask juga digunakan untuk menentukan letak suatu host, apakah di jaringan yang masih dalam satu segmen, atau sudah berbeda segmen. 

B.       Network Address dan Broadcast Address 
Dalam sebuah alokasi IP address, ada 3 jenis IP. 
·       Host address, IP address yang dapat dipasang ke sebuah perangkat jaringan seperti komputer atau router agar dapat saling interkoneksi. Host IP ini sifatnya unik, dalam artian dalam sebuah network tidak boleh ada host IP yang sama. 
·       Network address,  IP address yang mereprentasikan alamat sebuah network. Semua host dalam satu network memiliki network address yang sama. Network address merupakan IP pertama dalam sebuah subnet IP 
·       Broadcast address, jenis IP address yang digunakan untuk mengirim data ke semua host yang masih berada dalam satu network. Broadcast address adalah ip terakhir dalam sebuah subnet IP. 

Network address dan broadcast address tidak dapat dipasang dalam sebuah perangkat. Contoh, kita memiliki IP address 192.168.0.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 maka untuk mendapatkan nilai network address dan boradcast address, kita bisa membuat perhitungan seperti berikut : 

IP address  192.168.0.1               : 11000000.     10101000.       00000000.       00000001
Untuk mendapatkan nilai network address, ubah semua bit dalam alokasi host-id menjadi bernilai 0.

Susunan bit awal                          : 11000000.     10101000.       00000000.       00000001
Susunan bit network address       : 11000000.     10101000.       00000000.       00000000 
Dotted-decimal network address : 192.               168.                 0.                    

Untuk mendapatkan nilai ubah semua bit dalam alokasi host-id menjadi bernilai 1. 
Susunan bit awal                          : 11000000.     10101000.       00000000.       00000001 
Susunan bit broadcast address     : 11000000.     10101000.       00000000.       11111111 
Dotted-decimal broadcast address          : 192.               168.                 0.                     255 

Jadi untuk ip address 192.168.0.1 dengan subnet mask 255.255.255.0, memiliki network address 192.168.0.0 dan broadcast address 192.168.0.255. Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Berikut adalah daftar subnetmask yang biasa digunakan pada jaringan:
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.128.0.0
/9
255.192.0.0
/10
255.224.0.0
/11
255.240.0.0
/12
255.248.0.0
/13
255.252.0.0
/14
255.254.0.0
/15
255.255.0.0
/16
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
Subnet Mask
Nilai CIRD
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30












C.      Menghitung Subneting
Rumus untuk menghitung jumlah subnet adalah : 2n – 2
N adalah jumlah bit yang diselubungi/dikorbankan

Rumus untuk menghitung jumlah host per subnet : 2N –2
 N adalah jumlah bit yang masih tersisa untuk host ID

Contoh subnet kelas A:
IP             = 10.0.0.0/25
Subnet      = 25 bit
                 = 11111111.11111111.11111111.10000000
                 = 255.255.255.128
Jumlah net id baru            = 2n – 2
                                         = 217 – 2
                                         = 131070
*n = 17 = 111111111.11111111.11111111.10000000
Jumlah host per subnet     = 2N – 2
                                         = 27 – 2
                                         = 126
*N = 7 = 1111111.11111111.11111111.10000000

D.      Variable Length Subnet Mask (VLSM)
Jika pada pengalokasian IP Address classfull, suatu network ID hanya memiliki satu subnetmask, maka VLSM menggunakan metode yang berbeda, yakni dengan memberikan lebih dari satu subnet. Contoh:
Satu blok IP address (169.254.0.0/20) dibagi menjadi 16
·      Subnet 1 = 4094 host – Net Address = 169.254.0.0/20
·      Subnet 1 = 4094 host – Net Address = 169.254.16.0/20
·      Subnet 1 = 4094 host – Net Address = 169.254.32.0/20
·      Subnet 1 = 4094 host – Net Address = 169.254.64.0/20
...........
Subnetmask = 255.255.255.240.0

Berikutnya Subnet 2 akan dipecah menjadi 16 subnet lagi yang lebih kecil
·      Subnet 2.1 =254 host – Net Address = 169.254.16.0/24
·      Subnet 2.2 =254 host – Net Address = 169.254.17.0/24
·      Subnet 2.3 =254 host – Net Address = 169.254.18.0/24
.........
·      Subnet mask 255.255.255.0
Bila subnet 2.1 akan dipecah lagi menjadi beberapa subnet, misalnya 4 subnet, maka: 
·      Subnet 2.1.1 = 62 host –Net Address = 169.254.16.0/26
·      Subnet 2.1.2 = 62 host –Net Address = 169.254.16.64/26
·      Subnet 2.1.3 = 62 host –Net Address = 169.254.16.128/26
·      Subnet 2.1.4 = 62 host –Net Address = 169.254.16.192/26
·      Subnet Mask = 255.255.255.192

Kesimpulan dari Conoh :
·      Terlihat kalau pada Subnet 2 (Net Address 169.254.16.0) dapat memecah jaringannya menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti Subnetmask-nya menjadi: 255.255.240.0, 255.255.255.0 dan 255.255.255.192
·      Jika anda perhatikan, CIDR dan metode VLSM mirip satu sama lain, yaitu blok network address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP address yang lebih kecil.
·      Perbedaanny adalah CIDR merupakan sebuah konsep untuk pembagian blok IP Public yang telah didistribusikan dari IANA, sedangkan VLSM merupakan implementasi pengalokasian blok IP yang dilakukan oleh pemilik network (network administrator) dari blok IP yang telah diberikan padanya (sifatnya local dan tidak dikenal di internet).

Sumber Referensi Materi Pertemuan  4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar