PERTEMUAN 4
SUBNETTING
A.
Subnet
Mask
Subnet Mask merupakan nilai yang dibentuk dari angka biner 32 bits.
sama seperti IP address. Dari angka biner 32 bits ini, juga dipisahkan
dengan tanda dot pada setiap octet. Fungsi dari subnet mask ini adalah
membedakan network id dan host id. pada gambar kelas IP, kita bisa melihat
alokasi nilai bits pada masing - masing identifier. Didalam subnet mask semua
bit yang dialokasikan untuk network id diwakili oleh angka biner 1 sedangkan
semua bit alokasi host id akan diwakili oleh angka biner 0. Selain membedakan
identifier, subnet mask juga digunakan untuk menentukan letak suatu host,
apakah di jaringan yang masih dalam satu segmen, atau sudah berbeda segmen.
B.
Network
Address dan Broadcast Address
Dalam sebuah alokasi IP address, ada 3 jenis IP.
·
Host
address, IP address
yang dapat dipasang ke sebuah perangkat jaringan seperti komputer atau router
agar dapat saling interkoneksi. Host IP ini sifatnya unik, dalam artian dalam
sebuah network tidak boleh ada host IP yang sama.
·
Network
address, IP
address yang mereprentasikan alamat sebuah network. Semua host dalam satu
network memiliki network address yang sama. Network address merupakan IP
pertama dalam sebuah subnet IP
·
Broadcast
address, jenis IP
address yang digunakan untuk mengirim data ke semua host yang masih berada
dalam satu network. Broadcast address adalah ip terakhir dalam sebuah subnet
IP.
Network address dan broadcast address tidak dapat dipasang dalam
sebuah perangkat. Contoh, kita memiliki IP address 192.168.0.1 dengan subnet
mask 255.255.255.0 maka untuk mendapatkan nilai network address dan boradcast
address, kita bisa membuat perhitungan seperti berikut :
IP address 192.168.0.1 :
11000000. 10101000. 00000000. 00000001
Untuk mendapatkan nilai network address, ubah semua bit dalam
alokasi host-id menjadi bernilai 0.
Susunan bit awal :
11000000. 10101000. 00000000. 00000001
Susunan bit network address :
11000000. 10101000. 00000000. 00000000
Dotted-decimal network address :
192. 168. 0. 0
Untuk mendapatkan nilai ubah semua bit dalam alokasi host-id
menjadi bernilai 1.
Susunan bit awal :
11000000. 10101000. 00000000. 00000001
Susunan bit broadcast address :
11000000. 10101000. 00000000. 11111111
Dotted-decimal broadcast address :
192. 168. 0. 255
Jadi untuk ip address 192.168.0.1 dengan subnet mask 255.255.255.0,
memiliki network address 192.168.0.0 dan broadcast address 192.168.0.255. Penulisan
IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan
192.168.1.2/24, Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask
255.255.255.0. /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask
diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut
dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali
tahun 1992 oleh IEFT.
Berikut adalah daftar subnetmask yang biasa digunakan pada
jaringan:
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.128.0.0
|
/9
|
255.192.0.0
|
/10
|
255.224.0.0
|
/11
|
255.240.0.0
|
/12
|
255.248.0.0
|
/13
|
255.252.0.0
|
/14
|
255.254.0.0
|
/15
|
255.255.0.0
|
/16
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.224.0
|
/19
|
Subnet Mask
|
Nilai CIRD
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.255.254.0
|
/23
|
255.255.255.0
|
/24
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
C.
Menghitung
Subneting
Rumus untuk
menghitung jumlah subnet adalah : 2n – 2
N adalah jumlah
bit yang diselubungi/dikorbankan
Rumus untuk
menghitung jumlah host per subnet : 2N –2
N adalah jumlah bit yang masih tersisa untuk
host ID
Contoh subnet
kelas A:
IP = 10.0.0.0/25
Subnet = 25 bit
= 11111111.11111111.11111111.10000000
= 255.255.255.128
Jumlah net id
baru = 2n – 2
= 217
– 2
=
131070
*n = 17 =
111111111.11111111.11111111.10000000
Jumlah host per
subnet = 2N – 2
= 27
– 2
= 126
*N = 7 = 1111111.11111111.11111111.10000000
D.
Variable
Length Subnet Mask (VLSM)
Jika pada pengalokasian IP Address classfull, suatu network ID
hanya memiliki satu subnetmask, maka VLSM menggunakan metode yang berbeda,
yakni dengan memberikan lebih dari satu subnet. Contoh:
Satu blok IP address (169.254.0.0/20) dibagi menjadi 16
·
Subnet
1 = 4094 host – Net Address = 169.254.0.0/20
·
Subnet
1 = 4094 host – Net Address = 169.254.16.0/20
·
Subnet
1 = 4094 host – Net Address = 169.254.32.0/20
·
Subnet
1 = 4094 host – Net Address = 169.254.64.0/20
...........
Subnetmask
= 255.255.255.240.0
Berikutnya Subnet 2 akan dipecah menjadi 16 subnet lagi yang lebih
kecil
·
Subnet
2.1 =254 host – Net Address = 169.254.16.0/24
·
Subnet
2.2 =254 host – Net Address = 169.254.17.0/24
·
Subnet
2.3 =254 host – Net Address = 169.254.18.0/24
.........
·
Subnet
mask 255.255.255.0
Bila
subnet 2.1 akan dipecah lagi menjadi beberapa subnet, misalnya 4 subnet,
maka:
·
Subnet
2.1.1 = 62 host –Net Address = 169.254.16.0/26
·
Subnet
2.1.2 = 62 host –Net Address = 169.254.16.64/26
·
Subnet
2.1.3 = 62 host –Net Address = 169.254.16.128/26
·
Subnet
2.1.4 = 62 host –Net Address = 169.254.16.192/26
·
Subnet
Mask = 255.255.255.192
Kesimpulan dari Conoh :
·
Terlihat
kalau pada Subnet 2 (Net Address 169.254.16.0) dapat memecah jaringannya
menjadi beberapa subnet lagi dengan mengganti Subnetmask-nya menjadi:
255.255.240.0, 255.255.255.0 dan 255.255.255.192
·
Jika
anda perhatikan, CIDR dan metode VLSM mirip satu sama lain, yaitu blok network
address dapat dibagi lebih lanjut menjadi sejumlah blok IP address yang lebih
kecil.
·
Perbedaanny
adalah CIDR merupakan sebuah konsep untuk pembagian blok IP Public yang telah
didistribusikan dari IANA, sedangkan VLSM merupakan implementasi pengalokasian
blok IP yang dilakukan oleh pemilik network (network administrator) dari blok
IP yang telah diberikan padanya (sifatnya local dan tidak dikenal di internet).
Sumber
Referensi Materi Pertemuan 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar